Pamflet Pementasan Naskah oleh Teater Gaman (Man 3 Kediri) |
BAGIAN SATU
PADA
SEBUAH TEMPAT KUMUH, KOTOR. NAMUN TINGGAL DI TEMPAT TERSEBUT ORANG-ORANG YANG
MEMILIKI SEMANGAT HIDUP DENGAN KERJA DAN USAHA.
LAGU ORANG LORONG
Lorong, Orang orang lorong
Bolong, Rumah kami bolong
Lorong, Orang orang lorong
Kosong, Nasib orang kolong
Kami yang di miskinkan oleh suatu sebab
Terpinggirkan di jurang kekalahan
Kami yang di kalahkan oleh suatu sistem
Tersingkirkan di ladang kami yang telah hilang
Kami yang lahir di tanah air subur makmur
Tapi hidup dan di besarkan di lahan kering kerontang
Tanah kami telah di rampas
Hak hidup entah telah di curi siapa?
Negeriku kaya, aku yang miskin
Bangsaku makmur, hidup kami yang hancur
Dasar Orang orang lorong
Beginilah nasib dan hidup
Yang harus tertindas
Kalah , kalah , kalah
TIBA TIBA SAJA DAERAH KAWASAN KUMUH ITU TERSERANG PENYAKIT ANEH, YANG HAMPIR BELUM PERNAH TERJADI DI DAERAH TERSEBUT. SALAH SEORANG WARGA MENGERANG KESAKITAN.
JAMBUL (Teriak Kesakitan)
Aug !!! kergh... aduh ulu hatiku,
aduh kepalaku, aduh kakiku. Akh... Aduh.. akankan kematianku datang hari ini.
SELIP
Hus ! Jangan omong ngawur seperti
itu, kalo Gusti Allah dengar, kuwalat kamu, bisa dicabut beneran.
JAMBUL
Tetapi ini sungguh sakit, aku tak
kuat lagi.
GAGE
Iktiar mas, dedonga biar sakitnya
berkurang.
ATI (Sesudah
Ambil Minuman Di Kolongnya)
ini minum dulu biar tenang.
GAGE
Iya ini di minum dulu, biar enteng.
ORANG YANG SAKIT MEMINUM AIR YANG DI
BERIKAN TETANGGANYA, NAMUN AIR ITU TERASA PANAS DAN MEMUNTAHKANKEMBALI.
JAMBUL
JAMBUL
Panas... Panas... racun... racun...
(SEMAKIN MENGERANG KESAKITAN)
LIK GANDUL
Wah Kalau ini pasti Ayan !
ORANG YANG LAIN
Hus !
LIK GANDUL
Kalau bukan ayan, pasti kesurupan.
SELIP
Wah bisa jadi.
(Kepada Yang Sakit)
kamu tadi nguntal apa tho? Kok jadi
kangsluban ? Kamu tadi dolanan dimana ? kok bisa kesurupan, sadar mas,
sadar.....
LIK GANDUL
Sekarang panggilkan mbah karto dukun
saja, biar di jampi-jampi.
GEMPIL
Jangan mbah karto dukun, kurang
ampuh. Lebih baik lik minah cucunya mbah kartono.
SELIP
Hus ngaco ! Lik minah itu dukun bayi
!
GEMPIL
Tapi pas selasa kliwon kemarin, dia
juga bisa sembuhkan orang kesurupan.
SELIP
Nggak aja ! dia itu Cuma pura-pura
menyembuhkan. Lha wong yang kesurupan waktu itu keponakannya sendiri, dan itu
Cuma bohong-bohongan, dia itu Cuma akting menyembuhkan, dan ponakannya
pura-pura kesurupan.
GEMPIL
Tetapi mantra-mantra dan rapalannya
mantep lho!
SELIP
Ngapusi, Bohong ! itu Cuma ngawur.
ATI
Lha wong saya lihat sendiri kok.
LIK GANDUL
Alah... malah cerigis. Sudah tho
sekarang panggil mabh karto.
GEMPIL
Aku tetep nggak setuju kalau mbah
karto, Orang nya sudaH pikun. Lik minah saja.
ATI
Dasar Wong ngeyel ! Sudah dibilang
minah itu dukun bayi ! sudah. Aku aku pergi panggil mbah karto.
HENDAK PERGI
LIK GANDUL
Sa’karebmu ! aku pergi panggil lik
minah !
HENDAK PERGI
GAGE
Cukup ! temannya sakit malah ribut
diskusi soal dukun.
LIK GANDUL, ATI
Tetapi kita harus panggil dukun.
JAMBUL (Teriak
Lebih Keras)
Aku tidak kesurupan. Aduh jantungku,
otakku, kupingku, tanganku, semua tambah sakit.
GAGE
Ayo sekarang kita bawa saja ke
dokter !
JAMBUL
Jangan ! nggak usah ke dokter.
Terlalu mahal harganya... biarlah kutanggung sakit ini, tetapi jangan ke
dokter.
LIK GANDUL
Memang kalau akan pergi kedokter,
kita akan bayar pakai apa? Pakai entut ? Dokter itu hanya tempatnya orang-orang
kaya saja, orang-orang yang berduit. Menjual gundulmu-pun tak akan cukup untuk
ke dokter. Sudah aku panggilkan mbah karto dukun saja.
ATI (Kepada
Orang 2)
sok sugih kamu, Kita ini bukan
siapa-siapa. Nggak bakalan ada yang mau nggratisin kita ke dokter. Meskipun
kemarin ada yang koar-koar pengobatan gratis. Sudah sekarang yang pasti-pasti
saja, aku panggilkan lik minah.
SELIP
Diskusi maneh. Sudah tho, pokoknya
bagaimana sekarang, kawan kita cepat sembuh, dan kita lekas bekerja lagi. Ora
obah, ora mamah. Kalau kita nggak kerja mau makan apa kita.
ORANG SAKIT MENGERANG SEMAKIN KERAS KARENA SEMAKIN KESAKITAN, ORANG ORANG SEMAKIN BINGUNG HENDAK MELAKUKAN APA. HINGGA PADA AKHIR DATANG SESEORANG (PRANTORO) YANG BERPAKAIAN AGAK BERSIH DATANG MEMBANTU.
PRANTORO
ORANG SAKIT MENGERANG SEMAKIN KERAS KARENA SEMAKIN KESAKITAN, ORANG ORANG SEMAKIN BINGUNG HENDAK MELAKUKAN APA. HINGGA PADA AKHIR DATANG SESEORANG (PRANTORO) YANG BERPAKAIAN AGAK BERSIH DATANG MEMBANTU.
PRANTORO
Walah... walah gusti Allah, ada apa
ini, ada apa kok ribut banget. Mas-mas, mbak-mbak ada apa ini.... ? apa butuh
pertolongan ?
SELIP
Wah Kami betul-betul kewalahan mas,
Kawan saya ini sakit luar biasa, tetapi kami tak dapat berbuat apa-apa.
GAGE
Mau kami bawa ke dokter, tetapi kami
tak punya biaya, sebab katanya dokter hanyalah tempat orang kaya.
ATI
Sudah akan kami usahakan memanggil
dukun, tetapi kata dia tidak kesurupan.
SELIP
Dengan segala kerendahan diri,
dengan tidak menjajikan imbalan apa-apa, kami hany abisa berharap, dan memohon
barangkali saudara dapat membantu kawan kami ini.
PRANTORO
Gampang, jangan kuatir. Sebelum kita
bersaudara lebih jauh. Perkenalkan, nama saya Prantoro, kebetulan saya sedikit
memiliki ilmu pengobatan, bersukur sekali saya pernah dapat anugerah, di
percaya untuk berguru pada seorang tabib dari China, sehingga ya beginilah saya
yang memiliki sedikit kelebihan tentang pengobatan. Dan masalah biaya jangan
dipersoalkan. Pesan dari guru saya, dalam mengobati seseorang, janganlah
mengharap imbalan.
ORANG-ORANG
Terima kasih..
LIK GANDUL
Wah andaikan semua dokter juga bisa
berbuat seperti itu....
PRANTORO
Sekarang coba kuperiksa, barangkali
cocok dengan gaya penyembuhan saya.
KEMUDIAN PRANTORO MEMERIKSA ORANG SAKIT, MENGANALISA DAN MEMBERI OBAT. DAN “AJAIB” OARANG SAKIT LANGSUNG SEMBUH TOTAL.
KEMUDIAN PRANTORO MEMERIKSA ORANG SAKIT, MENGANALISA DAN MEMBERI OBAT. DAN “AJAIB” OARANG SAKIT LANGSUNG SEMBUH TOTAL.
JAMBUL
Wah ajaib, sembuh total. Saya
sekarang tidak merasakan sakit apapun.
(Kepada Prantoro)
terima kasih mas, terima kasih
banget.
ORANG ORANG
Terima kasih, terima kasih.
PRANTORO
Sudah.. jangan berlebihan begitu,
ini hanya pertolongan kecil.
ORANG ORANG
Tetapi tetep terima kasih, terima
kasih.
PRANTORO
Iya, iya..., sekarang lebih baik
saudara-saudara kembali bekerja, janganlah buang-buang waktu hanya untuk
mengucapkan terima kasih. Saya cukup senang kok membantu saudara-saudara.
ORANG ORANG
Baik, terima kasih, terima kasih.
ORANG ORANG LORONG MULAI BERANGKAT BEKERJA MENINGGALKAN RUMAH LORONG MEREKA. PRANTORO YANG SEBELUMNYA TAMPAK HALUS BUDI, LEMAH LEMBUT, MULAI TAMPAK SIFAT LICIKNYA.
PRANTORO
ORANG ORANG LORONG MULAI BERANGKAT BEKERJA MENINGGALKAN RUMAH LORONG MEREKA. PRANTORO YANG SEBELUMNYA TAMPAK HALUS BUDI, LEMAH LEMBUT, MULAI TAMPAK SIFAT LICIKNYA.
PRANTORO
Dasar orang-orang goblog, kena tepu
prantoro kalian. Prantoro dilawan.
KEMUDIAN PRANTORO MEMANGGIL DUA ORANG PAK PENGEMBANG DAN AJUDANNYA.
KEMUDIAN PRANTORO MEMANGGIL DUA ORANG PAK PENGEMBANG DAN AJUDANNYA.
PRANTORO
Bagaimana ? Gampangkan?
PAK PENGEMBANG
Beres ?
PRANTORO
Beris ! Siapa dulu ? Prantoro....
Menyelesaikan masalah tanpa masalah, tidak perlu susah-susah datanglah berkah.
PAK PENGEMBANG
Bagus... bagus.... Bagus.
AJUDAN
Bagus... bagus... bagus... Bagus
juga pak.
PRANTORO
Inilah yang namanya politik balas
budi. Jadi bapak pengembang yang terhormat, perlu bapak ketahui bahwa untuk
rencana pepmbebasan tanah lorong ini, saya telah membikin skenario politik
balas budi ini. Adapun skenarionya adalah adegan satu Sengaja saya sebarkan
virus penyakit di daerah lorong ini, yang tentu saja sudah saya siapkan
penawarnya. Sejak awal saya yakin kok, kalau orang orang lorong pasti kesulitan
dalam pengobatan. Mau ke dokter nggak punya uang, mau ke dukun pasti juga tidak
dapat menyembuhkan. Nah pada saat yang tepat itulah, sang Prantoro datang
sebagai pahlawan penyembuan. Dengan begitu orang-orang itu akan sangat
berterima kasih kepada saya sebagai dewa mereka, dan sekarang tinggal tunggu
balas jasa meraka yang telah menganggap saya sebagai pahlawan.
PAK PENGEMBANG
Sip. Indah. Top. Skenario
penggusuran tanah rancanganmu memnag sip. Seindah tempat tamasya yang hendak
kita bangun disini, dan sengetop, ketenaran kita kelah. SIP. INDAH. TOP.
AJUDAN
Sip. Indah. Top. Bagus juga pak.
PRANTORO
Dan sekarang kita akan memainkan
adegan dua, dari lima adegan yang telah saya persiapkan.
PAK PENGEMBANG
Adegan dua, adegan apa itu ? saya
nurut saja, yang penting aku bisa dapat tanah murah di sini.
AJUDAN
Adegan dua ? Bagus juga pak.
PAK PENGEMBANG
Adegan dua... ayo ceritakan
skenariomu, aku sudah tak tahan menunggu. Apkah adegan ini aku perlu bermain ?
Aku nurut saja.
AJUDAN
Nurut saja Pak ? Bagus juga.
PRANTORO
Adegan dua adega pemilu...
PAK PENGEMBANG
Pemilihan umum maksudmu ?
PRANTORO
Bukan. Pemili adalah pertemuan milik
umum. Pada adegan ini bapak sudah mulai jadi aktor. Kita bikin pertemuan antara
bapak dengan warga. Sementara itu karna warga di sini telah menganggap saya
sebagai pahlawan, warga akan saya provokasi untuk menerima kehadiran bapak. Dan
kita yakinkan pada warga bahwa bapak datang dengan maksud mulia.
PAK PENGEMBANG
Setuju... setuju... Bagaimana ajudan
?
AJUDAN
Bagus juga kalau setuju.
PAK PENGEMBANG
Terus...? terus..? apa yang aku
lakukan di pertemuan itu, langsung menawar tanah-tanah mereka ? langsung
membelinya? Atau terus terang kita rampas saja?
PRANOTO
Yang perlu pak pengembang ingat.
Bapak di sini sebagai aktor, “AKTOR”. Jadi bapak di sini harus akting,
“AKTING”. Pura-pura saja bapak akan membeli dengan harga standar bahkan harga
tinggi, kemudian akan membangun kawasan ini sebagai tempat relkreasi yang indah
yang akan membuat harum nama bangsa. Kalau atas nama bangsa mereka pasti
percaya pak. Kemudian Bapak janjikan mereka pekerjaan yang layak...
PAK PENGMBANG
Wah.. wah.. apa nggak rugi aku
nanti. Membeli tanah dengan harga standar, plus mempekerjakan mereka, padahal
mereka tak punya skill apa-apa.... rugi... rugi... bisa melebihi budget....
PRANTORO
Ingat pak, ingat.... ini hanya
akting, bapak hanya aktor. Pura-pura saja pak.
AJUDAN
Pura-pura, bagus juga.
PAK PENGEMBANG
Oh iya. Lupa aku. Aktor. Akting , pura-pura....
KEMUDIAN TERTAWA GEMBIRA, BANGGA.
PRANTORO Nah perkara kita beli dengan harga berapa,
kita pekerjakan mereka, atau kita perbudak mereka, atau kita injak-injak gundul
mereka, itu nanti kita atur di adegan tiga pak.
PAK PENGEMBANG
Oh iya... masih ada adegan tiga....
maaf, sori... sudah kebelet kaya raya, sudah kebelet sukses jadi maunya cepet
saja....
AJUDAN
Adegan satu, adegan dua, adegan tiga
? boleh juga.
PRANTORO
Nah, saya kira adegan satu sudah
cukup, silahkan bapak kondur, cuci tangan terus makan, cuci kaki lantas
sleeping beauty. Dan nantikan saja kabar selanjutnya. Selamat jalan.
PAK PENGEMBANG DAN AJUDANNYA SEGERA MENINGGALKAN TEMPAT KUMUH TERSEBUT. DENGAN SENYUM BANGGA AKAN KEPINTARAN DAN KELICIKANNYA, PRANTORO JUGA MENINGGALKAN TEMPAT TERSEBUT.
SETELAH PRANTORO PERGI, TERNYATA ADA SALAH SEORANG PENGHUNI YANG MENDENGAR DAN MELIHAT SENDIRI AKAL LICIK PRANTORO, PENGHUNI ITU BERNAMA SELIP, MUNCUL DARI SALAH SATU SUDUT KAWASAN KUMUH DAN KOTOR ITU.
SELIP
PAK PENGEMBANG DAN AJUDANNYA SEGERA MENINGGALKAN TEMPAT KUMUH TERSEBUT. DENGAN SENYUM BANGGA AKAN KEPINTARAN DAN KELICIKANNYA, PRANTORO JUGA MENINGGALKAN TEMPAT TERSEBUT.
SETELAH PRANTORO PERGI, TERNYATA ADA SALAH SEORANG PENGHUNI YANG MENDENGAR DAN MELIHAT SENDIRI AKAL LICIK PRANTORO, PENGHUNI ITU BERNAMA SELIP, MUNCUL DARI SALAH SATU SUDUT KAWASAN KUMUH DAN KOTOR ITU.
SELIP
Kurang ajar, dasar begundal ,
sundal, kadal mangan sandal. Mentang mentang kami ini orang bodho lantas
dibodohi. Kurang asem. Maling, ngaku pulisi. Iblis ngaku malaikat.
BAGIAN 2
HARI TELAH PETANG, MALAM TELAH MENJELANG. ORANG ORANG LORONGPUN TELAH KEMBALI PULANG KE ISTANA KUMUH MEREKA. MENSKIPUN DALAH KEADAAN LELAH SEHARIAN BEKERJA, MEREKA MASIH MEMILIKI RASA MARAH KETIKA SELIP MENCERITAKAN KEJADIAN SESUNGGUHNYA YANG TELAH DI SKENARIO OLEH PRANTORO. ORANG ORANG ITUPUN MENGADAKAN REMBUG KERE .
SELIP
Wah kalau itu sudah sangat terlalu
dan bajigur sekali. Kita ajar saja iblis itu.
GAGE
Lha tiwas saya itu sudah percaya je
! sudah saya kira tabib beneran, omongannya meyakinkan, prejengannya wangun,
bodinya juga apik tenan.
GEMPIL
Gombal, gombal tenan, gombal mukiyo
tenan, iblis, iblis tenan. Huh.. pingin aku remas-remas mukanya. Mentang
mentang kita ini orang miskin, trus diperlakukan seenaknya.
JAMBUL
Saya yang lebih kecewa lagi, masak
nyawa orang di permainkan, diatur oleh yang kuat, dipenggawe, memang kita ini
boneka, saya nggak terima, akan saya lawan, saya hajar mati-matian.
LIK GANDUL
Tunggu dulu, sabar, sareh... marah
ya marah, tapi jangan gedubruh gedubrah waton sasak sana sasak sini. Nesu bolah
boleh saja tetapi jangan grusa grusu, aja kesusu.
JAMBUL
Lha piye saya harus sabar, saya yang
kena tipu, saya yang dipermainkan.
LIK GANDUL
Kita semua kena tipu, kita semua
yang di permainkan.
JAMBUL
Tetapi kan aku sing ketiban kuman,
kena sakitnya, sakit yang sesungguhnya di sebarkan oleh si brengsek, tempe bosok
itu. Emosi aku, marah tenan iki aku.
ATI
Marah ya marah, tetapi mbok ya
dengarkan dulu omongan lik Gandul ini. Siapa tahu dia punya cara jitu untuk
meluapkan amarahmu.
SELIP
Iya mbul, Bener apa yang dikatakan
adimu ini, kita berkumpul disini kan untuk membicarakan langkah selanjutnya,
tidak waton emosi begitu.
JAMBUL
Lha marah je, bebas tho.
LIK GANDUL
bebas gundulmu, mbul... jambul ! hei
mbul, meski kita marah, kita emosi, nesu, kita sebagai orang yang berbudaya,
orang yang punya sopan santun, punya adat yang adiluhung, kita ini masih punya
aturan, masih memiliki tata krama tidak waton bebas.
JAMBUL
oalah entut lik !. orang bebas kok
dilarang, lha wong mereka saja, orang-orang yang selalu berbudaya, juga setiap
hari dengan bebasnya menginjak-nginjak harga diri kita. Mereka yang ngakunya
pejabat negara, pemegang kekuasaan, pemegang tampuk pemerintahan, juga dengan
bebas membiarkan kita miskin, terinjak-injak, dan banyak orang lagi yang dengan
bebas dan cueknya melupakan kita, anak-anak kita. Mereka rebutan uang,
sementara orang seperti kita kelaparan. Tai kucing, tai kucing semua. Gitu kok
kita nggak boleh bebas.
LIK GANDUL
Oalah Gusti Allah pangeran. Kok
bisa-bisanya kamu bicara seperti itu. Seperti bukan orang beriman saja.
SELIP
Sudah ! Sudah ! lha kok omongannya
malah ngalor ngidul ra karuan. Kita kumpul di sini itu kan untuk bicarakan
nasib kita.
ATI
Iya sekarang lik Gandul biar ngomong
dulu.
LIK GANDUL
Kita di sini memang marah, tidak
terima dipermainkan, diperlakukan tidak sewajarnya. Tetapi kita kan tidak tahu
maksud apa orang pagi tadi mempermainkan kita, kita tidak tahu tipuan apa yang
sesungguhnya.
SELIP
Benar Lik, kita tidak tahu udang di
balik batunya.
LIK GANDUL
Nah ! untuk itu, kita telusuri saja
dulu maksud-maksud itu. Dan ingat jaman seperti sekarang ini jangan grusa grusu
pakai okol, tapi harus pakai akal. Kalau hanya pakai okol kita pasti mudah di
perdaya. Gampang di adu domba.
SELIP
Bener Lik, saya setuju.
ATI
Terus yang akan kita lakukan apa lik
?
LIK GANDUL
Menunggu.
JAMBUL
Alah.. kesuwen lik, dan nggak jelas
nunggu apa?
ATI
Kita nunggu apa lik ?
GEMPIL
O.. cah goblok, gitu aja nanya.
GAGE
Memang kita nunggu apa pil ?
GEMPIL
Ya jelas nunggu berubah jadi kaya,
kita bisa beli senjata, dan kita rompolkan gigi mereka.
GAGE
wih kok sadis banget pil.
ATI
Hu.. dasar gemil, otak kamu itu juga
gempil.
LIK GANDUL
Kita tunggu kedatangannya.
ORANG ORANG
Siapa lik ?
LIK GANDUL
Ya orang yang tadi pagi ngadalin
kita.
JAMBUL
Lha kok kamu yakin, justru dia yang
akan datang.
LIK GANDUL
Lha sudah jelas-jelas kelihatan tho?
GEMPIL
Mana lik, sebelah mana, saya kok
nggak cetho ?
ATI
Oalah Pil, mbok ya nggak usah
reko-reko , kecuali utek mata kamu itu juga sudah gempil, sekarang lebih baik
kamu diam dan manut saja.
GEMPIL
moh ! nggak demokratis !
ATI
lha kamu itu kalau diajak omongan
nggak pernah gathuk.
GAGE
Jaka sembung bawa terompet. Gak
nyambung monyet !
GEMPIL
cah cilik melu-melu, tak keplak
kowe!
GAGE
Lho sadistis lagi !
LIK GANDUL
Yang kelihatan itu, geliat
gelagatnya kadal satu itu. Sudah jelas jelas tadi pagi, kata Selip dia menemui
cukong tanah, terus pura-pura dia menolong kita. Biar kita berterima kasih dan
manut dengan semua omongan dia.
GEMPIL
Nah kalau dalam sejarah, ketika saya
sekolah sampai kelas lima SD dulu, perilaku semacam itu namanya ‘politik balas
budi’.
ATI
kok ndengaren kowe pinter pil ?
LIK GANDUL
Mereka ingin bermain, kita ikuti
permainnya. Pura-pura saja kita tidak tahu apa-apa, bersikaplah biasa-biasa
saja.
YANG LAIN
Akur lik.
PRANTORO (Tiba-Tiba
Muncul)
Selamat malam saudara-saudaraku
tercinta.
LIK GANDUL
Oh selamat malam, silahkan..
silahkan mampir....
PRANTORO
Terima kasih, kebetulan saya lewat,
dan saya sempatkan mampir. Bagaimana yang sakit pagi tadi, sudah sembuh ?
JAMBUL
Sukurlah mas, tidak kambuh lagi.
PRANTORO
YA baguslah...
LIK GANDUL
Maaf mas... ?
PRANTORO
Prantoro, Pran-to-ro,
p-r-a-n-t-o-r-o.
GEMPIL
Prantoro iti calo ya mas...
ATI
Hus.
PRANTORO
oh bukan, bukan calo, calo itu,
perantara, lain dengan prantoro.
LIK GANDUL
Ya maaf mas, tadi pagi kami baru
sempat berucap terima kasih, namun belum sempat mengetahui nama mas.
PRANTORO
Oh tidak apa, toh apa sih artinya
sebuah nama.
ATI
Lah penting lho mas, nama itu doa,
seperti saya , nama saya ati biar saya itu jadi orang yang ati-ati, setiti,
juga welas asih.
PRANTORO
Yah mungkin begitu juga baik.
LIK GANDUL
Lha kok njanur gunung di sempatkan
mampir segala, ada yang bisa kami bantu, sebagai rasa ucapan terima kasih akan
kami bantu semampunya.
JAMBUL
Ya, kalau cuma bantuan tenaga, kami
masih bisa kok mas.
PRANTORO
Bukan, kami kesini bukan bermaksud
akan merepotkan saudara-saudara di sini kok. Saya hanya ingin berkunjung,
silaturahmi. Hanya itu, tidak lebih.
(Tiba-Tiba Suara Ponsel Prantoro Berbunyi, Dan Dia Menjawab
Panggilan Tersebut)
Oh.. ya... sudah.. beres.. pasti
beres kalau ditangan saya, bapak gak usah kuatir.... tidak lama.... paling
dalam hitungan hari... iya... terima kasih pak.
GEMPIL
Yang di bawa itu namanya TG
GAGE
Apa itu ?
GEMPIL
Tilpun Gembol.
SELIP
Hus Ngaco... !
PRANTORO
Maaf, sahabat bisnis saya sedang
membutuhkan keahlian saya. Oh ya pak, saya lewat kampung sini, sebenarnya
sedang mencari alamat?
GEMPIL
Alamatnya mana mas, sebagai pemulung
yang baik dan benar, saya hapal semua kok daerah disini.
SELIP
Halah Pil sok idih.
PRANTORO
Saya sedang mencari desa yang
bernama LOH IJO. Mungkin ada yang tahu, saya sudah mondar mandir kesitu kesini kok
tidak ada papan nama desa LOH IJO.
LIK GANDUL
Yah kebetulan, desa kami ini namanya
LOH IJO, dan kami memang tidak memasang papan nama, karena memang kecuali kami
miskin, toh juga tida ada yang bakal berkepentingan dengan orang-orang semacam
kami.
PRANTOR
Oh, kebetulan sekali, kebeulan yang
betul-betul tak terduga.
LIK GANDUL
Memang ada kepentingan apa mas?
PRANTORO
Yah kebetulan ada seorang investor
yang tertarik untuk bekerjasama dengan masyarakat desa LOH IJO ini, dan beliau
investor ini sangat ingin bertatap muka dan berdiskusi dengan warga di sini.
LIK GANDUL
Kebetulan mas, kami ini cukup bisa
mewakili masyarakat desa LOH IJO ini, Saya sendiri dipercaya untuk koordinir
daerah tengah, Jambul kawan saya yang tadi pagi sakit ini, mengkoordinir
kawan-kawan pemulung di selatan, Ati di barat, Selip di timur, jadi bertemu
dengan kami,cukup bisa mewakili.
PRANTORO
walah-walah, saya ini kok seperti
ketiban ndaru berturut-turut. Lha kalau begitu langsung saja kita bahas.
Kebetulan saya yang di percaya untuk penjadwalan.
LIK GANDUL
kalau pertemuan itu bermaksud baik
untuk kepentingan semua, ya bolah boleh saja.
PRANTORO
Bagaimana kalo besok?
ORANG ORANG
Besok ?
PRANTORO
Ya lebih cepat lebih baik. Tetapi
jangan kuatir, uang penghasilan besok akan kami ganti dua kali lipat, jadi
saudara-saudara tidak perlu bekerja dulu.
SELIP
Kalau begitu sih oka oke saja.
LIK GANDUL
Ya kalau memang maunya demikian,
tidak masalah.
PRANTORO
Bagus, bagus. Besok jam 9 pagi ya ?
Dan saya akan secepatnya mengabari pak investor itu, kalau begitu saya pamit
dulu, terima kasih, permisi.
(Meninggalkan Perkampungan Itu)
Adegan selanjutnya segera di mulai,
skenario berjalan mulus.
PERGI
LIK GANDUL
Nah benarkan? Pasti ada maunya.
ATI
Pura-pura saja cari alamat,
pura-pura ini,itu, ah.. gombal.
GEMPIL
Berarti udangnya sudah muncul dari
balik batu.
JAMBUL
Terus sekarang bagaimana lik?
LIK GANDUL
Kita ikuti permainannya, mari kita
susun di dalam saja, ntar malah ada mata-matanya.
KEMUDIAN ORANG ORANG LORONG ITU, MASUK DALAM SALAH SATU GUBUK YANG ADA DI SITU.
KEMUDIAN ORANG ORANG LORONG ITU, MASUK DALAM SALAH SATU GUBUK YANG ADA DI SITU.
BAGIAN 3
PAGI HARI, ORANG ORANG LORONG TELAH BERSIAP MENGADAKAN PERTEMUAN DENGAN ROMBONGAN INVESTOR. ROMBONGANPUN TIBA.
LIK GANDUL
Monggo, silahkan, silahkan duduk,
tetapi maaf apa adanya, sebab kami memang tidak memiliki tempat duduk yang
layak.
PAK PENGEMBANG
Tidak apa-apa, kami kesini memang
dengan konsep merakyat, jadi duduk di kursi darurat, tidak masalah.
AJUDAN
Benar pak, tidak masalah.
GEMPIL (Kepada
Kawannya)
alah bapak ini seperti pejabat saja,
kalau pas perkenanalan sok merakyat, kalau sudah jadi pejabat, nggak bakalan
kenal rakyat, melirikpun kagak bakalan.
ATI
Hus.
PAK PENGEMBANG
Kami kesini tidak akan sok, sok
diatas, sok kuasa, sok kaya, sok-sokan lah.
AJUDAN
Benar pak, Sok-sokan.
PAK PENGEMBANG
Kami kesini kan bertujuan mengajak
kerja sama, jadi posisi kita sama.
LIK GANDUL
Terima kasih kalau memang bapak
sekalian berkehendak demikian. Mungkin bisa langsung kepada pokok persoalan.
PAK PENGEMBANG
Begitu lebih bagus. Jadi kami engaja
ke sini untuk kerja sama, adapun kerja sama yang kami tawarkan adalah
pengelolaan sebuah tempat pesiar yang elok nan indah dipandang. Tim sukses kami
telah berembuk berbulan-bulan tentang proyek ini, yakni akan membangun sebuah
taman pesiar yang termegah sepanjang sejarah. Dan setelah lirik sana lirik
sini, tanah disinilah yang cocok dengan proyek kami itu. Untuk itu kami akan
bekerja sama dengan saudara saudara.
LIK GANDUL
Teru kerja sama yang di ingini ?
PAK PENGEMBANG
kami akan beli semua tanah di sini
dengan harga yang cocok, kami tidak akan menggusur, tetapi kami akan
menempatkan penduduk disini sebagai bagian dari pesiar itu, akan kami rombak,
renovasi perkampungan di sini menjadi perkampungan wisata.
ATI
Lantas kami di situ harus bagaimana?
GEMPIL
Apa akan di jadikan pajangan
“pameran orang miskin” mungkin ?
PAK PENGEMBANG
Bukan, bukan pajangan, tetapi
sebagai pekerja.
SELIP
Sebagai pemungut sampah seperti
pekerjaan kami sekarang ini?
PAK PENGEMBANG
Bukan, bukan. Seamua akan kami
pekerjakan selayaknya karyawan.
GAGE
tetapi kami kan tidak memiliki
pengalaman dan keahlian?
PAK PENGEMBANG
Gampang, gampang itu bisa diatur,
bekerja itu tidak membutuhkan keahlian kok, yang penting koneksi. Kami akan
atur sedemikian rupa sehingga....
JAMBUL (Sudah
Tidak Kuat Menahan Amarahnya Sejak Tadi)
sudahlah pak tidak usah basi basi,
tidak usah ekting di depan kami,
(Marah)
kami semua disini sudah tahu akal
bulus,rencana busuk kalian. Kami sudah mendengar semua tentang rencana
penggusuran ini. Jadi bapak ngggak usah basa basi, kerja sama segala, tai
kucing. Kami disini tidak akan setuju apapun rencana bapak, hanya tipu-tipu
belaka, jadi karyawan, jadi budak sama saja, mau di beli, mau di rampas, mau diambil,
dan apapun bahasanya, tetap saja kami ini akan di gusur, di singkirkan, di
tendang. Dan saya tau bajingan mana yang turut berperan.
PAK PENGEMBANG
Lho Pran, kok mereka tau rencana
kita ?
PRANOTO
Saya juga tidak tahu pak, aduh
kenapa jadi melenceng dari skenario?
JAMBUL
Bapak heran kenapa kami tahu rencana
busuk bapak? Karena salah satu warga kami telah mendengar, melihat dengan mata
kepala sendiri rembugan bapak dengan saudara prantoro ini.
PAK PENGEMBANG
Lho Pran....
JAMBUL
Prantoro, kamu memang begundal, yang
tega dengan sesama, dan orang seperti kamu ini pantas mati !
TERJADI KEGADUHAN, JAMBUL TIBA-TIBA
MENYERANG PRANTORO.
JAMBUL (Sambil
Memukuli Prantoro)
Ini biang keladinya.
SUASANASEMAKIN GADUH, SEBAGIAN ORANG ORANG PUN MEMUKULI PRANTORO, PAK PENGEMBANG DAN AJUDANNYA SIBUK MENYELAMATKAN DIRI.
SUASANASEMAKIN GADUH, SEBAGIAN ORANG ORANG PUN MEMUKULI PRANTORO, PAK PENGEMBANG DAN AJUDANNYA SIBUK MENYELAMATKAN DIRI.
PAK PENGEMBANG
Polisi, sekuriti, tentara, FBI, CIA,
KGB, PBB, BKIA atau siapa saja, tolong ada keributan. Ayo panggil mereka semua.
AJUDAN
Ya pak saya akan panggil semua itu
pak.
AJUDAN SEGERA PERGI. ORANG ORANG
SEMAKIN GANAS MEMUKULI PRANTORO DAN MENGEJAR AJUDAN, PAK PENGEMBANG YANG SELALU
BERHASIL LOLOS. AKHIRNYA BEBERAPA ORANG BERPAKAIAN SERAGAMPUN DENGAN SANGAT
ANARKIS MELUMPUHKAN PARA PEMBANGKANG. ORANG ORANG LORONGPUN TETAP SAJA MENJADI
ORANG KALAH.
ORANG BERSERAGAM
ORANG BERSERAGAM
Mereka sudah dilumpuhkan, laporan
selesai.
PAK PENGEMBANG
Ya. Bungkam dan Ikat mereka semua, masukkan
dalam gubuk mereka masing-masing dan bakar perkampungan ini. Biar terkesan
kebakaran.
ORANG BERSERAGAM
Siap pak.
AJUDAN
Prantoro bagaimana pak ?
PAK PENGEMBANG
Biar saja mati membusuk dengan
lukanya, biar sekalian jadi makanan anjing liar.
ORANG ORANG LORONG, TERBUNGKAM, TERIKAT, DIBAKAR SEKALIAN RUMAHNYA.
ORANG ORANG LORONG, TERBUNGKAM, TERIKAT, DIBAKAR SEKALIAN RUMAHNYA.
LAGU
KALAH ORANG ORANG LORONG
Orang orang lemah
Orang orang kalah
Tak mungkin kami melawan
Hanya ajal yang terjelang
Orang orang lorong
Tetap saja kosong
Tak ada harapan
Tak pernah ada kepastian
Kami yang kalah
Kami yang tersingkir
Kami yang selalu terpinggir
Orang orang lemah
Orang orang kalah
Tak mungkin kami melawan
Hanya ajal yang terjelang
Orang orang lorong
Tetap saja kosong
Tak ada harapan
Tak pernah ada kepastian
Kami yang kalah
Kami yang tersingkir
Kami yang selalu terpinggir
SELESAI
Creted by :
Puthut Buchori 2004
Didedikasikan untuk saudara-saudaraku yang selalu digusur dari kemajuan jaman, disingkirkan dengan alasan apapun.
[mementaskan naskah drama ini harus ada pemberitahuan kepada penulis]
Puthut Buchori 2004
Didedikasikan untuk saudara-saudaraku yang selalu digusur dari kemajuan jaman, disingkirkan dengan alasan apapun.
[mementaskan naskah drama ini harus ada pemberitahuan kepada penulis]
P.S: Naskah ini pernah dipentaskan oleh Teater Gaman (Man 3 Kediri) pada acara Pentas Tunggal
dengan tokoh :
1. Prantoro : Aprilia Mar'atul M.
2. Lik Gandul : Rizma Wuriyastuti P.
3. Pak Pengembang : Intan Permata A.
4. Jambul : Fian Khoirun N.
5. Ajudan : Galang Adi A.
6. Ati : Zhilla Afifatul U.
7. Selip : Gilang Permata S.
8. Gage : Heni
9. Gempil : Dilla Salwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar