Laman

Kamis, 25 Februari 2016

Kita dalam Kata


Di bait antariksa, aku pernah kehabisan cara,
menerjemahkan kata-kata. Apalagi hatimu.
Itulah yang menjadi tetiba sebuah jeda meruang pada sepetak gerimis.
Lalu adakah yang bergelung hangat di selipan ingatan?




“Ada larik yang belum kauselesaikan dalam sajakmu,”
selamu sembari menata kembali huruf-huruf yang semula tercecer,
ke aturan paling baku. Kamu berdiri,
 menjadi sais kereta sebelum jawab berhasil mencium mesra, tanya.

Menyangimu adalah bait terumit dalam sajakku.
Tetapi ketahuilah, tak pernah ada secuil pun inginku berhenti menulis segala tentangmu.
Dan dengarlah, aku hanyalah dingin di sudut paling gerimis.
Hanyalah dingin yang ingin lelap didekapmu,
 dalam rumah paling hangat, kita.

by : @rintik kecil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar